SISTEM PENDIDIKAN KITA

 Hari ini, lagi-lagi pemecatan seorang pelajar dari bangku sekolah kembali terjadi. Pemecatan yang didasarkan pada pembayaran sekolah yang tertunggak selama tiga bulan terakhir dan juga karena alasan moral yang dimiliki oleh siswa tersebut. Bagi saya sekolah dan ruang kelas adalah ruang pengayaan diri dan juga ruang evaluasi kepada seluruh stekholder yang terkait. Tidak hanya siswa, guru juga mesti melakukan evaluasi yang sistematis terhadap metode pembelajaran yang diberikan. Lebih-lebih kepada pemerintah yang terhormat. Pemecatan siswa dari bangku pembelajaran merupakan masalah besar bagi bangsa dan negara kedepan. Apa guna lembaga Bimbingan Konseling (BK) yang ada disekolah jika tidak mampu memberikan bimbingan secara maksimal. Apa guna semua guru dan pembina jika tak satupun dapat memberikan solusi kepada mereka. Jika pikiran yang dangkal dipakai untuk berpikir, maka mereka menganggap bahwa pemecatan adalah solusi. Tapi,apa setelahnya? bagaimana setelahnya? ujungnya mereka akan jauh dari norma-norma kehidupan terlebih norma agama.

Kita seharusnya sadar, tidak ada yang tidak membutuhkan pendidikan, terlebih ilmu agama. Maka dari itu perlu usaha yang maksimal untuk memperjuangkan hal tersebut. Saya yakin, kita semua memilki mental pejuang, karena itu mereka siap turun ke lapangan, ke ruang-ruang kelas untuk berhadapan dengan problematika yang terjadi. Satu guru, tidak cukup jika hanya memiliki satu metode dalam memberikan pembelajaran, sebab tidak semua siswa memiliki perilaku dan karakter yang sama. Saya menuntut kepada tenaga pendidikan untuk lebih dalam berpikir dan bertindak. Ini pr untuk kita semua, pr yang harus kita selesaikan secara bersama-sama. Biarkan siswa mengenang gurunya sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang senantiasa memberikan pengetahuan dan juga kasih sayang dalam mencerahkan serta mencerdaskan pendidikan Indonesia kedepan.  

Subscribe to receive free email updates: